Jakarta, CNN Indonesia - Kementerian Perdagangan menargetkan nilai ekspor produk furnitur Indonesia ke Amerika Serikat (AS) pada tahun ini mencapai US$ 663 juta atau tumbuh 5 persen dibandingkan dengan tahun lalu.
"Kalau kita pakai angka tren ekspor furnitur Indonesia 2010-2014 khusus untuk kelompok furnitur, ekspor 2015 diprediksi naik 5,6 persen jadi US$ 663 juta," tutur Didi Sumedi, Direktur Ekspor Produk Industri dan Pertambangan, Kemendag kepada CNN Indonesia, Rabu (19/8).
Bahkan, kata Didi, nilai ekspor produk furnitur rumah dan dekorasi bisa lebih besar jika melihat tren permintaan di Negeri Paman Sam yang meningkat tinggi.
"Kita masih berpeluang menaikan sampai US$ 678 juta jika kita bisa manfaatkan permintaan produk furnitur dari AS yang naik sebesar 8,1 persen," tuturnya. (Baca juga: Kursus Ekspor-Impor Terpadu)
Sebelumnya, Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan, Nus Nuzulia Ishak mengatakan peningkatan angka ekspor furnitur Indonesia ke AS juga tak lepas dari masifnya upaya promosi dan variasi produk yang dihasilkan oleh pengraji dalam negeri.
Berangkat dari hal itu, kata Nus pemerintah pun meyakini produk housing furniture and dekorasi Indonesia masih dapat ditingkatkan dengan memasok produk-produk yang sesuai selera pasar.
“Furnitur modern minimalis dengan aksen natural, klasik, dan menggunakan warna-warna solid sudah jadi selera mutlak di AS. Perkembangan positif ini diharapkan dapat menjadi peluang yang dapat terus diambil Indonesia untuk terus memacu pertumbuhan ekspor furnitur secara maksimal ke AS,” kata Nus.
Sebagai informasi, pada 2014 total kebutuhan furnitur AS mencapai US$ 148 miliar. Angka ini diprediksi terus tumbuh dan meningkat hingga US$ 178 miliar pada medio 2019.
Thursday, August 20, 2015
Author: Unknown
Lembaga Pendidikan Bushindo (Bushindo Training Center) Menyelenggarakan Diklat Ahli Kepabeanan (PPJK) dengan Ujian Sertifikasi Ahli Kepabeanan (PPJK) dan Diklat Ekspor-Impor dengan Uji Kompetensi Ekspor-Impor Nasional
0 comments: