Showing posts with label berita ekspor impor. Show all posts
Showing posts with label berita ekspor impor. Show all posts

Wednesday, September 30, 2015

Mentan Lepas Ekspor Kacang Hijau 60 Ribu Ton ke Filipina dan Tiongkok

Mentan Lepas Ekspor Kacang Hijau 60 Ribu Ton ke Filipina dan Tiongkok

TRIBUNNEWS.COM - Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman melepas ekspor kacang hijau sebanyak 60 ribu ton yang diproduksi  CV. Hasil Tani Sejahtera di Gresik, Rabu (30/9/2015).

Mentan mengatakan upaya mengekspor kacang hijau tersebut merupakan bentuk kontribusi sektor pertanian di tengah pelemahan rupiah saat ini.
Sebab disaat perekonomian Indonesia sedang melemah, di satu sisi Indonesia masih bisa mengekspor. Sejauh ini pelemahan perekonomian Indonesia tidak begitu berdampak pada petani.

"Ekspor kacang hijau secara nasional mencapai 60 ribu ton. Ini naik sekitar 20 persen. Ini yang harus kita syukuri. Meskipun ada pelemahan ekonomi, namun hal ini tidak berdampak pada perekonomian kita," kata Mentan.

Sementara itu, Direktur CV. Hasil Tani Sejahtera Sumanto mengungkapkan pabriknya tidak mengimpor kacang hijau selama dua tahun.
Namun selama dua tahun tersebut, justru melakukan ekspor kacang hijau.
Menurutnya kualitas kacang hijau di pabriknya lebih bagus dari luar negeri.

"Selama dua tahun ini kami tidak melakukan impor, kami malah mengekspor. Memang lima tahun sebelumnya kami terus melakukan ekspor. Kemudian, Kualitas kacang hijau kami sama kayak luar negeri. Bahkan kualitasnya lebih bagus dari Myanmar," ujar Sumanto kepada wartawan saat ditemui di pabriknya. (Baca juga: Kursus Ekspor-Impor Terpadu)

Adapun kacang hijau yang siap diekspor ke Filipina dan Tiongkok oleh CV Hasil Tani Sejahtera yakni sebanyak 3.000 ton. Sedangkan untuk tahun ini bisa mengekspor kacang hijau sekitar 5.000 ton per tahun.

"Kita akan ekspor ke Filipina dan Tiongkok. Kalau ekspor tahun ini kita bisa mengekspor sekitar 3.000 hingga 5000 ton per tahun," jelas Sumanto.

Link Berita: Klik Disini

Saturday, September 26, 2015

IMPLEMENTASI MEA: Dunia Pendidikan Perlu Sadar Sertifikasi

IMPLEMENTASI MEA: Dunia Pendidikan Perlu Sadar Sertifikasi

Bisnis.com, JAKARTA - Dunia pendidikan diminta untuk lebih peka dalam memandang arah pasar kerja di masa depan, dengan mulai melakukan uji kompetensi untuk memperoleh sertifikasi.

Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri mengatakan kepemilikan sertifikasi sangat penting bagi lulusan sekolah menengah atas maupun perguruan tinggi untuk memudahkan pencarian pasar kerja.

"Dalam globalisasi, lulusan pelajar maupun alumni perguruan tinggi dituntut melengkapi diri dengan sertifikasi kompetensi kerja agar mampu bersaing dengan pekerja dari negara lain," katanya dalam siaran pers yang diterima, Jumat (25/9/2015). (Baca juga: Lembaga Sertifikasi Kompetensi Ekspor-Impor)

Hanif mengatakan dalam era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015, mobilitas pasar kerja di kawasan Asean akan semakin terbuka dan bebas. Hal ini akan berdampak terbukanya peluang sekaligus persaingan kerja yang semakin ketat antarnegara-negara di Asia Tenggara.

"Orientasi kebutuhan tenaga kerja saat ini sudah bergeser dari gelar akademis ke kompetensi kerja," imbuhnya. (Baca juga: Kursus Ekspor-Impor Terpadu)

Hanif menambahkan seiring pelaksanaan MEA kebutuhan tenaga kerja berdasarkan pemintaan pasar kerja industri masih sangat banyak. Oleh karena itu harus dipersiapkan calon tenaga kerja yang siap bersaing dengan tenaga kerja dari negara-negara Asean lainnya.

Tuesday, September 22, 2015

Perbaiki Ekonomi, Pengusaha Diminta Genjot Ekspor

Perbaiki Ekonomi, Pengusaha Diminta Genjot Ekspor

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah meminta pengusaha meningkatkan ekspornya, untuk membantu upaya perbaikan ekonomi nasional yang selama ini dilaksanakan.

Darmin Nasution, Menteri Koordinator Bidang Perkonomian, mengatakan ekspor merupakan cara yang paling efektif untuk memperbaiki perekonomian nasional. Cara tersebut merupakan jalan yang paling menguntungkan untuk mendapatkan devisa.

“Dalam situasi seperti ini, yang paling tinggi nilainya adalah ekspor, dan itu hanya bisa dilakukan oleh pengusaha. Ekspor adalah cara yang paling tepat dan menguntungkan untuk memperoleh devisa,” katanya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jumat (18/9/2015). (Baca juga: Kursus Ahli Kepabeanan)

Darmin menuturkan peningkatan ekspor itu akan dibarengi oleh upaya untuk menarik investor yang ingin menanamkan modalnya di dalam negeri oleh pemerintah. Dengan begitu, perbaikan ekonomi dapat dilakukan dengan lebih cepat.

Menurutnya, industri manufaktur paling diuntungkan oleh pelambatan perekonomian yang terjadi saat ini. Pasalnya, harga komoditas perkebunan dan pertambangan anjlok, karena sepinya permintaan.

“Sayangnya sektor manufaktur ini yang tidak berkembang di dalam negeri dalam 10 tahun terakhir. Ada sih yang menikmati, tapi tidak banyak,” ujarnya.(Baca juga: Kursus Ekspor-Impor Terpadu)

Sebelumnya, pemerintah telah menyelesaikan pembahasan terhadap 31 perubahan berbagai macam peraturan, yang meliputi satu Instruksi Presiden (Inpres), tiga Peraturan Presiden (Perpres), delapan Peraturan Pemerintah (PP), 17 Peraturan Menteri (Permen) dari berbagai kementrian, serta dua aturan lainnya.

Salah satu peraturan pemerintah yang mengalami perubahan adalah PP No. 32/2009 tentang Tempat Penimbunan Berikat (TPB), untuk mendekatkan jarak antara pelaku usaha dengan bahan baku di dalam negeri, sehingga harga bahan baku dapat lebih murah dan harga produksi juga menjadi lebih rendah.

Monday, September 7, 2015

Kemendag: "Indonesia National Day" digelar di World Expo Milano (WEM)

Kemendag: "Indonesia National Day" digelar di World Expo Milano (WEM)

WE Online, Milan - Sang Saka Merah Putih kembali berkibar di Kota Milan, Italia. Diiringi lagu kebangsaan Indonesia Raya, upacara peringatan Hari Kemerdekaan RI ke-70 itu ditandai dengan pengibaran bendera Merah Putih. Kegiatan bertajuk "Indonesia National Day" ini dilaksanakan di tengah perhelatan World Expo Milano (WEM) 2015, pada 6 September 2015.

Acara ini mendapat perhatian pejabat Italia, para Direktur Paviliun seluruh negara peserta WEM 2015, dan pejabat sejumlah kementerian Indonesia.

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Nus Nuzulia Ishak selaku Komisioner General Paviliun Indonesia di WEM 2015 menjelaskan bahwa peringatan National Day akan menjadi ajang mempromosikan seluruh potensi Indonesia, baik promosi perdagangan, investasi maupun destinasi pariwisata.

"Selama sehari pada National Day, Indonesia akan mendapatkan publikasi dan dukungan penuh dari panitia WEM. Ini kesempatan besar untuk tampil dan meraih perhatian pengunjung di ajang internasional tersebut," papar Nus. (Baca juga: Kursus Ahli Kepabeanan)

Italia juga termasuk dalam 45 negara yang visa kunjungan ke Indonesianya dibebaskan oleh Pemerintah Indonesia baru-baru ini dalam rangka memenuhi target 20 juta orang wisatawan dalam jangka waktu lima tahun.

Para pengunjung akan diajak untuk lebih mengenal Indonesia lewat arak-arakan kostum Banyuwangi Ethno Carnaval. Begitu tiba di Paviliun Indonesia, para pengunjung juga akan disambut tarian selamat datang “Gandrung” dari Banyuwangi. Pengunjung juga diajak berinteraksi untuk bermain angklung.

"Paviliun Indonesia akan bertambah meriah dan semarak dengan mengajak pengunjung bermain angklung secara interaktif, pertunjukan musik dan tarian daerah Indonesia, serta joget Poco-poco bersama-sama," lanjutnya.

National Day merupakan bagian dari rangkaian perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia di Paviliun Indonesia pada 15-17 Agustus 2015 lalu. Berbagai lomba tradisional digelar. Termasuk membuat tumpeng raksasa yang berhasil memecahkan rekor Tumpeng Tertinggi Dunia versi Museum Rekor Indonesia maupun Guinness World Record dengan tinggi mencapai 2,28 meter, diameter 1,2 meter, dan berat 1.400 kilogram. Tumpeng tersebut terdiri atas 17 jenis lauk pauk, 8 undakan tumpeng, 19 rempah-rempah yang disusun dalam mozaik burung Garuda, serta 45 tumpeng kecil yang mengelilingi tumpeng utama.

Rangkaian kegiatan National Day merupakan hajat bersama hasil kolaborasi antara unsur Pemerintah seperti Kementerian Perdagangan, Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Sumber Daya, Kementerian Perindustrian, Kementerian Pariwisata, Badan Koordinasi Penanaman Modal, Badan Pengawas Obat dan Makanan, dan Pemerintah Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat dan Persatuan Indonesia – Italia dengan pengelola paviliun Indonesia yaitu Koperasi Pelestari Budaya Nusantara (KPBN) dan Artha Graha Network (AGN).

Delegasi Indonesia dipimpin oleh Menteri Perindustrian Saleh Husin, didampingi oleh Duta Besar RI untuk Italia August Parengkuan, Perwakilan Kamar Dagang dan Industri Indonesia sekaligus mantan Menteri Perdagangan Rachmat Gobel, serta delegasi pengisi acara.

Paviliun Indonesia akan terus menampilkan rangkaian kegiatan guna makin memperkenalkan Indonesia kepada masyarakat internasional. Setelah National Day, Kementerian Perindustrian dan Kementerian Pariwisata akan menggelar rangkaian kegiatan business forum, demo kopi, fashion show, tari-tarian, dan photo booth.

"Kemendag juga memperkenalkan cita rasa khas kopi nusantara lewat Indonesia Coffee Week pada tanggal 28 September – 2 Oktober 2015 mendatang," ungkap Nus.

Paviliun Indonesia yang mengangkat tema "Stage of the World" dilengkapi dengan dome wall video kekayaan laut Indonesia, display rempah-rempah khas nusantara dalam peta Indonesia, serta Virtual Reality yang menampilkan keindahan bawah laut Indonesia sebagai salah satu atraksi utama yang paling diminati pengunjung WEM 2015. Paviliun Indonesia telah menerima kunjungan lebih dari satu juta orang pada minggu terakhir bulan Agustus 2015 lalu.

Pengunjung yang beruntung tersebut adalah Ivan Cignetti dari Livorno, Italia. Ia berhasil mendapatkan hadiah tiket menonton pertandingan Inter Milan VS AC Milan, goodie bag berisi berbagai kerajinan tangan khas Indonesia, voucher makan di Paviliun Indonesia, serta akses premium menikmati "Oculus" tanpa harus mengantri seperti pengunjung lainnya. Setiap harinya Paviliun Indonesia dikunjungi oleh lebih dari 20.000 orang.

Pertumbuhan Positif

Total perdagangan Indonesia-Italia selama lima tahun terakhir mengalami pertumbuhan positif sebesar 2,67% dengan nilai USD 4 miliar. Hingga Juni 2015, Indonesia mengalami surplus perdagangan sebesar USD 341,75 juta dengan nilai ekspor USD 1,038 miliar. Ekspor ke Italia didominasi minyak kelapa sawit mentah dan yang telah disuling, diikuti produk batu bara, kopi, serta tekstil dan produk tekstil.

Sementara, Uni Eropa merupakan tujuan ekspor yang sangat penting bagi Indonesia dengan pangsa sebesar 9,6% pada tahun 2014. Total Perdagangan Indonesia-Uni Eropa tumbuh sebesar 1,02% dengan nilai mencapai USD 26,62 miliar. Nilai ekspor Indonesia ke Uni Eropa pada tahun 2014 mencapai sebesar USD 16,83 miliar. Sampai dengan Juni 2015, Indonesia surplus senilai USD 1,98 miliar dengan nilai ekspor USD 7,7 miliar. Produk ekspor nonmigas Indonesia ke Uni Eropa masih didominasi oleh minyak kelapa sawit mentah dan yang telah disuling, diikuti produk batu bara, karet dan produk karet, sepatu olah raga, dan produk alas kaki.

Saturday, September 5, 2015

Pembayaran L/C memberatkan ekspor mebel

Pembayaran L/C memberatkan ekspor mebel


WE Online, Yogyakarta - Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta mengeluhkan sistem pembayaran "letter of credit (LC)" yang mulai banyak digunakan oleh buyer luar negeri karena memberatkan ekspor mebel.

"Penggunaan L/C memberatkan, karena seluruh biaya produksi hingga pengiriman harus ditanggung sepenuhnya oleh pengusaha atau eksportir," kata Wakil Ketua Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Endro Wardoyo di Yogyakarta, Sabtu (5/9/2015).

Ia mengatakan, sistem pembayaran L/C dinilai tidak menguntungkan para pengusaha yang baru merambah pasar ekspor, sebab dengan sistem pembayaran itu pengusaha akan menerima uang dari buyer luar negeri setelah mengirim barang. (Baca juga: Kursus Ekspor-Impor Terpadu)

"Tidak ada uang muka (DP) terlebih dahulu. Seluruh beban biaya produksi hingga pengiriman ditanggung oleh pengusaha lokal dulu," kata dia.

Penerapan L/C, ia mencontohkan, seperti yang dilakukan oleh kebanyakan buyer dari Rusia, meski Eropa serta Amerika Serikat (AS). Dengan adanya kebijakan itu, tidak sedikit pengusaha yang berhenti melakukan ekspor.

"Dulu Rusia merupakan salah satu pasar potensial mebel. Tapi setelah banyak buyer yang menggunakan L/C ekspor ke Rusia menurun," kata dia.

Dengan semakin banyak buyer yang berminat menerapkan L/C sebagai sistem pembayaran produk ekspor, maka ia mengkhawatirkan menjelang Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) kegiatan ekspor hanya dikuasai oleh eksportir atau pengusaha besar saja.

"Karena pengusaha besarlah yang mampu membiayai dulu seluruh proses produksi barang ekspor," kata dia.

Sementara itu, ia mengatakan, berkurangnya kegiatan ekspor, juga terpengaruh pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang memicu membengkaknya harga bahan baku.

Apalagai, menurut Endro, momentum penguatan dolar AS tidak lagi serta merta dapat dinikmati pengusaha kerajinan atau mebel. Sebab, kondisi pelemahan mata uang itu juga terjadi di negara-negara lain yang juga tujuan pasar ekspor seperti Rusia, Malaysia, Singapura, serta negara-negara Eropa.

"Kami tetap tidak bisa menikmatinya dengan meningkatkan ekspor, karena daya beli di negara-negara tujuan juga melemah terdampak penguatan dolar AS," kata dia.