Thursday, February 1, 2018

Buku Seluk Beluk Perdagangan Ekspor-Impor Jilid 2

Buku Seluk Beluk Perdagangan Ekspor-Impor Jilid 2

Penyusunan Buku Seluk Beluk Perdagangan Ekspor-Impor Jilid 2 (Dua) ini isi materinya disesuaikan dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor: Kep. 247/Mei/V/2007, tentang Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), Sektor Perdagangan Besar, Sub Sektor Perdagangan Ekspor-Impor tertanggal 31 Mei 2007. Disusunnya SKKNI Ekspor-Impor merupakan salah satu upaya meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia, agar memiliki kompetensi dan mampu bekerja sesuai standar minimal yang ditetapkan serta dapat bersaing dalam mengisi pasar kerja di tingkat level lokal, nasional dan internasional. Setelah SKKNI Ekspor-Impor ini ditetapkan, telah dibentuk Lembaga Sertifikasi Kompetensi Ekspor-Impor dan sudah dikukuhkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Non-Formal dan Informal, Kementerian Pendidikan Nasional Nomor: Kep. 425/E/KK/2010 tertanggal 10 November 2010.

Peranan Ekspor-Impor di negara kita menjadi sangat penting dan strategis sebagai suatu penggerak utama kegiatan ekonomi yang dapat mengurangi kemiskinan dan pengangguran. Dengan meningkatnya kegiatan ekspor-impor, maka partisipasi masyarakat dalam mengurangi pengangguran dapat tercapai, yang pada gilirannya, menambah kesempatan berusaha dan memperluas kesempatan kerja melalui rangkain kegiatan yang berkaitan dengan kegiatan ekspor-impor.

Mengingat keragaman karakteristik dan latar belakang peserta didik, maka diperlukan adanya bahan ajar atau modul pembelajaran berupa buku yang sesuai dengan kurikulum ekspor-impor yang telah ditetapkan dalam kurikulum ekspor-impor yang terdiri dari 5 (lima) level ini.

Daftar Isi

  1. Pendahuluan Impor
  2. Menerapkan Tugas Rutin di Bidang Ekspor-Impor
  3. Membuat Korespondensi Ekspor-Impor
  4. Menentukan Jenis-Jenis Pembayaran Ekspor-Impor
  5. Mengaplikasikan Permohonan Pembukaan Letter of Credit
  6. Mengaplikasikan Ketentuan Umum di Bidang Impor
  7. Melakukan Prosedur Pabean Barang Impor
  8. Menutup Asuransi Pengangkutan Barang Ekspor-Impor
  9. Melakukan Pemeriksaan Barang Ekspor-Impor
  10. Menghitung Biaya Impor
  11. Mengaplikasikan Pengisian Dokumen Impor
Untuk pembelian dapat mengunjungi:

Buku Seluk Beluk Perdagangan Ekspor-Impor Jilid 1

Buku Seluk Beluk Perdagangan Ekspor-Impor Jilid 1


Penyusunan Buku Seluk Beluk Perdagangan Ekspor-Impor Jilid 1 (Satu) ini isi materinya disesuaikan dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor: Kep. 247/Mei/V/2007, tentang Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), Sektor Perdagangan Besar, Sub Sektor Perdagangan Ekspor-Impor tertanggal 31 Mei 2007. Disusunnya SKKNI Ekspor-Impor merupakan salah satu upaya meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia, agar memiliki kompetensi dan mampu bekerja sesuai standar minimal yang ditetapkan serta dapat bersaing dalam mengisi pasar kerja di tingkat level lokal, nasional dan internasional. Setelah SKKNI Ekspor-Impor ini ditetapkan, telah dibentuk Lembaga Sertifikasi Kompetensi Ekspor-Impor dan sudah dikukuhkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Non-Formal dan Informal, Kementerian Pendidikan Nasional Nomor: Kep. 425/E/KK/2010 tertanggal 10 November 2010.

Peranan Ekspor-Impor di negara kita menjadi sangat penting dan strategis sebagai suatu penggerak utama kegiatan ekonomi yang dapat mengurangi kemiskinan dan pengangguran. Dengan meningkatnya kegiatan ekspor-impor, maka partisipasi masyarakat dalam mengurangi pengangguran dapat tercapai, yang pada gilirannya, menambah kesempatan berusaha dan memperluas kesempatan kerja melalui rangkain kegiatan yang berkaitan dengan kegiatan ekspor-impor.

Mengingat keragaman karakteristik dan latar belakang peserta didik, maka diperlukan adanya bahan ajar atau modul pembelajaran berupa buku yang sesuai dengan kurikulum ekspor-impor yang telah ditetapkan dalam kurikulum ekspor-impor yang terdiri dari 5 (lima) level ini.

Buku Seluk Beluk Perdagangan Ekspor-Impor Jilid 1 ini mempelajari tentang :
  1. PENDAHULUAN
  2. MENERAPKAN K3 (KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA) DI LINGKUNGAN KEGIATAN EKSPOR-IMPOR
  3. MENGAPLIKASIKAN KETENTUAN DAN PROSEDUR EKSPOR
  4. MEMBUAT SALES CONTRACT
  5. MENGIDENTIFIKASI SUBSTANSI LETTER OF CREDIT
  6. MENGURUS DAN MENINDAKLANJUTI PERUBAHAN LETTER OF CREDIT
  7. MELAKSANAKAN PROSEDUR PENGANGKUTAN BARANG EKSPOR MELALUI LAUT
  8. MELAKSANAKAN PROSEDUR PENGANGKUTAN BARANG EKSPOR MELALUI UDARA
  9. MELAKUKAN PROSEDUR KEPABEANAN BARANG EKSPOR
  10. MENGHITUNG BIAYA EKSPOR
  11. MENGAPLIKASIKAN PENGISIAN DOKUMEN EKSPOR
Buku ini juga dijadikan bahan ajar mata kuliah ekspor-impor dibeberapa perguruan tinggi di Indonesia dan untuk ujian Uji Kompetensi Ekspor-Impor Nasional.

Untuk pembelian dapat mengunjungi:

Wednesday, January 31, 2018

Ekspor Kalah dari Tetangga, Darmin: Logistik Kita Tidak Efisien

Ekspor Kalah dari Tetangga, Darmin: Logistik Kita Tidak Efisien


Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, menyebut masih ada sejumlah masalah di sektor perdagangan yang menghambat kinerja ekspor. Salah satunya adalah masalah pada bagian logistik.

Darmin mengatakan, meski neraca perdagangan Indonesia tercatat surplus, namun hasilnya masih belum optimal. Dia bilang, logistik menjadi masalah utama yang dihadapi, hingga membuat perdagangan Indonesia kalah efisien dibanding negara lainnya.

"Kita logistiknya tidak terlalu efisien, bukan tidak terlalu efisien, tapi kalah efisien dibanding negara-negara lain. Bicara logistik itu menyangkut angkutan darat, udara, laut, kereta pergudangan, pengiriman, dan kegiatan pendukung lainnya," kata Darmin saat menghadiri rapat kerja Kementerian Perdagangan di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Rabu (31/1/2018).

Selain itu, kata Darmin, free on board (FOB) juga masih menjadi persoalan eksportir. FOB maksudnya pihak eksportir hanya bertanggung jawab sampai barang berada di atas kapal, tidak sampai ke tujuan utama.

"Hal menarik lainnya, kekurangan kita ekspor kita sebagian besar FOB, hanya sampai di pelabuhan saja. Cost insurance punya orang lain, ini yang masih menjadi masalah," jelasnya. 

Itu artinya, kata Darmin, maka barang ekspor yang awalnya berasal dari Indonesia kemudian diupgrade lagi oleh negara lain, hingga kemudian dijual kembali. Terutama ekspor bahan mentah.

"Supporting ekspor impor kita tidak terlalu keras, ekspor kita banyak yang ke Singapura, bahan mentah. Nanti dia kirim ke negeri lain, disortir, di-upgrading, di-labeling, dia jual lebih mahal," jelasnya.

Sementara itu, Darmin menjelaskan, Rasio antara logistik dengan produk domestik bruto (PDB) Indonesia selama tahun lalu sebesar 24%. Ini masih lebih tinggi dibandingkan negara lainnya yang rata-rata sebesar 12-14%. 

"Hal ini yang harus segera kita benahi, pemerintah terus memperbaiki diri," pungkasnya. (ara/ara)

Sumber: Detik Finance